Sabtu, 19 Juni 2010

Museum Day, Momentum Kebangkitan Museum

MOMENTUM Hari Museum Internasional kemarin merupakan momentum kebangkitan kembali museum-museum di kawasan kota tua. Pendekatan museum agar lebih dekat dengan warga sekitar tampaknya cukup berhasil. Bukan hanya dilihat dari partisipasi warga tapi juga dari pengetahuan warga tentang isi museum. Setidaknya khalayak yang berkumpul di Taman Fatahillah jadi tahu bahwa meriam si Jagur semula berada di halaman taman di sekitar lokasi di mana kini ada bekas galian trem.

Melalui kuis yang dibikin oleh panitia “Museum Day”, warga juga jadi paham apa nama tempat yang digunakan untuk menyimpan uang yang letaknya di bawah gedung Museum Bank Mandiri. Namanya, brandkast atau kemudian menjadi brankas.

Meskipun diadakan dengan sangat sederhana, dan buat banyak orang terasa kurang greget, bagaimanapun menjadi peringatan hari museum yang paling mengesankan. Dengan semangat dan kekompakan dari Forum Komunikasi Antar Museum di Kota Tua (Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Bahari, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Balai Konservasi, dan UPT Kota Tua) dibantu oleh ACP Com yang sudah berpengalaman membantu museum dan kota tua, acara yang dipersiapkan dalam waktu singkat pun menjadi begitu hidup sekaligus menghidupkan kawasan itu yang di hari Senin lebih sepi dibandingkan hari-hari lain.

Jika pada setiap hari Senin museum tutup, maka kemarin museum buka hingga malam hari dan tanpa dipungut bayaran. Pin-pin bertuliskan Museum Day pun dibagikan kepada khalayak. Kepala Dinas Pariwisata dan Permuseuman DKI Arie Budhiman menyatakan, rasa terima kasih atas inisiatif forum komunitas yang menggelar acara tersebut meski dalam keterbatasan.

“Saya sangat meng-appreciate teman-teman di forum komunikasi yang sudah menggelar peringatan Hari Museum untuk pertama kali. Ke depan tentu akan kami bikin yang lebih terprogram, kami bikin lebih panjang dan puncak acara pada 18 Mei. Kami bikin pekan museum dan kerja sama dengan berbagai pihak,” paparnya. Arie juga menegaskan, bunker akan dibuka untuk umum setiap hari Senin. Ini sebagai pengganti museum yang tutup di hari itu.

Mantan Kepala Biro Humas dan Protokol DKI itu tak lupa mengingatkan, keberadaan bunker di depan Museum Sejarah Jakarta (MSJ) merupakan bagian dari atraksi museum dan atraksi wisata di kota tua. “Apalagi kalau melihat keingintahuan masyarakat yang begitu besar terhadap sejarah bunker. Juga untuk menjawab keingintahuan mereka terhadap bunker ini,” tandasnya.

Hari Museum tahun ini seperti menjadi titik awal pembenahan museum dalam rangka mempersiapkan Tahun Kunjungan Museum 2010. Secara perlahan namun pasti museum secara keseluruhan akan dibenahi. Sebut saja dari sisi pelayanan, informasi, manajemen museum, dan tata pamer. Karena apa, karena dalam rangka menghidupkan kawasan kota tua dan menjadikannya sebagai tujuan wisata maka tak pelak kondisi museum harus ikut direvitalisasi.

Selain itu jaminan atas keamanan, kebersihan, kenyamanan, ketertiban juga mutlak disegerakan. Mengutip Arie, harus ada komitmen kolektif demi tercapainya jaminan tersebut. Artinya, Pemprov DKI tak bisa sendirian mengupayakan hal itu, “Stakeholder, pihak swasta dan juga pemerintah pusat tak bisa hanya diam. Perlu ada dukungan dari mereka,” tambah Arie.

Camat Tamansari, Rustam Effendi, menimpali, persoalan di kota tua bukan hanya di museum tapi juga di sekitar museum yaitu gedung-gedung tua yang tak terawat. “Kalau bangunan di sekitar museum malah dibiarkan dalam kondisi menyeramkan, buat shooting film horor, kan susah juga. Artinya harus ada kemauan dari si pemilik bangunan untuk merawat gedung mereka,” lanjutnya, supaya terlihat lebih bersih dan nyaman, juga aman karena pemulung yang dibiarkan tinggal di bangunan kumuh itu juga akan hilang.

Semoga saja dengan momentum Hari Museum Internasional di mana forum komunikasi disebut Arie Budhiman sebagai “inisiator” Hari Museum di Jakarta membawa angin segar bagi pembenahan museum dan kota tua secara umum. Harapan lain tentunya adalah agar stakeholder, swasta, dan pemerintah pusat tak menutup mata dan telinga tentang keberadaan kawasan berpotensi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar